BELITUNG TIMUR – MB1 || Bupati Belitung Timur Burhanudin bersama Sekretaris Daerah Ikhwan Fachrozi dan pimpinan OPD lainnya meminum pil-pil obat anti Kaki Gajah di Auditorium Zahari MZ. Kegiatan ini menadai Pencanangan Kegiatan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis (Kaki Gajah) di Kabupaten Beltim, Jum’at (20/10/2023) Pagi.
Para pejabat dan undangan yang hadir awalnya diminta untuk mengukur tinggi badan. Kemudian petugas kesehatan memeriksa tekanan darah, untuk menentukan layak atau tidaknya serta berapa banyak pil yang akan dikonsumsi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim Sayono mengungkapkan adanya kegiatan ini lantaran Kabupaten Beltim termasuk di 26 Kabupaten/Kota yang endemis filariasis. Di mana di Kabupaten Beltim terjadi kriteria peningkatan kasus pasca survailans (TAS-1)/pasca eleminiasi.
“Peningkatan kasus filariasis yang tercatat di Kabupaten Beltim hingga April 2023 sejumlah 13 kasus. Kemudian pada Mei sampai September 2023 melalui survei Fakultas Kedokteran Indonesia ditemukan 75 kasus,” ungkap Sayono.
Asisten I Bidang Administrasi Pemerintah ini melanjutkan dengan ditemukannya kasus tersebut maka angka mikrofilarea di Kabupaten Beltim sebesar 1,45 persen. Jika angka mikrofilarea lebih besar dari 1 persen di satu atau lebih lokasi survei, maka harus melaksanakan kegiatan POPM Filareasis.
“Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI, maka ditetapkan Kabupaten Beltim untuk melakukan kegiatan POPM Filareasis selama dua tahun berturut-turut, yakni 2023 dan 2024. Di mana seluruh warga yang berdomisili di Kabupaten Beltim wajib mengkonsumsi regimen tiga obat, Ivermectin, DEC dan Albendazole atau regimen IDA,” kata Sayono.
Program eleminasi filariasis menjadi salah satu program prioritas nasional di bidang kesehatan yang harus dieleminasi paling lambat tahun 2023. Agenda utamanya kegiatan POPM Filariasis untuk memutus rantai penularan pada semua penduduk Kabupaten/Kota endemis. Dengan tata laksana yang tersandar dengan baik pada penderita kronis filariasis.
Bupati Belitung Timur Burhanudin mengungkapkan bahwa dirinya sudah meminum 9 pil anti filariasis. Tujuannya untuk memberikan contoh selaku pemimpin agar kampanye POPM Filareasis berhasil di Kabupaten Beltim.
“Tadi sebelum minum pil saya diukur tinggi badan dan tensi. Mengingat tinggi badan akan menentukan berapa pil yang harus dikonsumsi,” ungkap Aan sapaan Burhanudin.
Aan menekankan kegiatan POPM ini untuk membuat masyarakat sehat. Dengan POPM yang terukur, Dia berharap Kabupaten Beltim akan lepas dari endermis filareasis.
“Kita mencegah agar tidak mewabah. Untuk itu kite menghimbau dan mengajak masyarakat untuk sama-sama minum obat ini. Jadi tidak perlu berpolemik apalagi berdebat,” kata Aan.
Kabupaten Beltim akan melaksanakan POPM filareasis selama satu bulan, terhitung dari 20 Oktober 2023 hingga 20 November 2023. Adapun sasaran kampanye POPM anak-anak dari usia 2 tahun hingga kaum manula.
“Semuanya wajib minum, kita berlakukan seperti penanganan Covid-19 dulu. Soalnya kalau tidak gitu tidak tuntas penanganan kaki gajah ini,” tegas Aan.
Di Kabupaten Beltim sudah ada 86 kasus penularan filareasis yang terdeteksi. Kasus-kasus tersebut berada di 17 Desa. Untuk itulah Pemkab Beltim melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian berkomitmen untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran filareasis.
(ANDI.M)
More Stories
Kejaksaan Negeri Belitung Timur Laksanakan Upacara Peringatan Sumpah Pemuda ke-96
Antisipasi Banjir, Apresiasi untuk Pemerintah kota Manado, Melakukan Revitalisasi Drainase Dan Trotoar Di Kelurahan Tikala Kumaraka
Jasa Raharja Jamin Seluruh Penumpang Minibus yang Mengalami Kecelakaan di Tol Pasuruan-Probolinggo