Desember 18, 2024

Perkumpulan Mahasiswa & Mahasisiwi Pemerhati Papua Gelar Seminar Malleum Talk’s 7

DENPASAR BALI – MB1 II Perkumpulan Mahasiswa dan Mahasisiwi Pemerhati Papua di Provinsi Bali Gelar Seminar Malleum Talk’s 7 tahun ini dengan tema Potret dan Harapan Sektor Keadilan Pembangunan Indonesia Bagian Timur.

Acara tersebut bertujuan untuk memberikan pandangan terkait pembangunan wilayah papua dan dihadiri oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, pakar keamanan wilayah, Mahasiswa papua, perwakilan aktifis GMNI, PMKRI, HMI dan Ketua IMMAPA Bali pada Senin (04/03).

Bertempat di Ledang Space & Studio Jl. Tukad Yeh Biu No.11, Sesetan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar-Bali, sekitar kurang lebih 30 orang melakukan diskusi secara terbuka yang di mulai pada pukul 18.30 s/d 22.30 WITA berjalan lancar.

Efatha F B Duarte mengatakan bahwa anggaran acara tersebut murni di dapat dari inisiatif dan swadaya malleum itu sendiri, sehingga harapannya mendapatkan pengetahuan bagaimana kondisi papua yg aman dan damai.

“Kegiatan seminar ini adalah kegiatan rutin dengan tema yang berbeda-beda setiap penyelenggaraannya dan telah berjalan selama 7 dekade. Selama ini pendidikan yang adil dan maju seharusnya menjadi hasil langsung dari otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada Papua. Faktanya belum seperti itu, pendidikan di Papua amat sulit dijangkau dan sulit mengalami kemajuan.” Ungkap Pembina malleum tersebut.

Dia menambahkan mengkritisi adanya ketimpangan antara data yang disajikan di berbagai laporan pemerintah dengan realita yang terjadi di tengah Papua saat ini.

“Bahwa keadilan adalah kemampuan untuk mau dan bisa merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat seperti di Papua, maka kehadiran di tengah masyarakat menjadi suatu hal yang substansif. Diplomasi Luar Negeri (LN) untuk keutuhan wilayah Indonesia sangat dibutuhkan bagi masyarakat, sehingga menepis segala dinamika yg berkembang di Papua saat ini.”Tutupnya.

Sedangkan menurut mahasiswa Papua menyebutkan Adanya harapan masa depan khususnya dibidang pendidikan bagi masyarakat Papua agar mampu mengolah SDA dan membangkitkan rasa semangat perjuangan memajukan SDM, selain itu ketua IMMAPA mengatakan terkait dgn output pendidikan akan menyadarkan masyarakat terkait hukum saat belum pernah menjamin kesejahteraan papua.

Kesimpulan dalam diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut melahirkan satu pemikiran yaitu, Bangsa indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alamnya (SDA) sangat besar dan proses memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) akan terus mempunyai daya saing dengan negara maju lainnya, sehingga dengan semangat kebhinekaan ini yang menjadi kekuatan dan keutuhan melalui pengamalan butir-butir pancasila, sila yang ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

 

 

(ARN)