November 22, 2024

DESA ADAT SAMBIRENTENG MERESIK SAMPAH PLASTIK

BALI, MB1 II Pada tanggal 23 Juni 2024 telah dilakukan giat bersih-bersih sampah plastik di Desa Adat Sambirenteng, dengan mengangkat Tema “Implementasi Tri Hita Karana Melalui Kegiatan Bersih-bersih Pantai dan Sungai” kegiatan ini merupakan kegiatan rutin atau kegiatan tahunan yang merupakan salah satu program prioritas dari Desa Adat Sambirenteng.

Menurut I Gede Budiarsa (De Lolit) yang bertindak selaku Ketua Panitia, kegiatan ini dimulai pada pukul 07.00 WITA – Selesai yang dimana titik kumpulnya adalah di Wantilan Desa Adat Sambirenteng dengan rute perjalanan menuju jalan bantes, kemudian dilanjutkan ke pura pungut, lalu nyambung ke jalan celagi bantes, lalu lurus ke Utara menuju ke aliran sungai (Tukad) yang nantinya tembus ke pantai pungut dan di pantai pungut tersebut menjadi titik kumpul terakhir dalam kegiatan ini.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian dorprize atau hadiah yang dimana proses pembagiannya menggunakan undian nama yang telah disediakan oleh panitia kegiatan. Dorprize yang disediakan oleh panitia diantaranya berupa bingkisan kebutuhan dapur dan juga bingkisan kebutuhan upacara seperti dupa, beras, minyak, kopi, gula, mie, dll (imbuhnya)

I Gede Budiarsa (De Lolit) juga menyampaikan bahwasannya kegiatan ini diikuti kurang lebih 100 orang yang terdiri dari berbagai stakeholder dimana di antaranya Prajuru Desa Adat Sambirenteng, Kelian Dadia dan non Dadia Desa Adat Sambirenteng, STT Samiranta, Pakis Desa Adat Sambirenteng, kariawan villa yang ada di Desa Adat Sambirenteng, Siswa Siswi SMP N 2 Tejakula, serta seluruh Krama yang ada di Desa Adat Sambirenteng.

Dan di akhir I Gede Budiarsa (De Lolit) juga menyampaikan tujuan dari kegiatan selain tujuan utama yaitu untuk menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan terutama pada aliran sungai serta sepanjang bibir pantai yang ada di Desa Adat Sambirenteng, kegiatan ini juga memiliki tujuan yaitu menjawab keresahan publik terkait isu lingkungan yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan atau menjadi topik pembicaraan terkhusus di daerah Bali, sehingga I Gede Budiarsa (De Lolit) sangat berharap gerakan-gerakan kecil yang dimulai dari lingkup-lingkup yang kecil akan membuahkan hasil atau dampak yang besar. Sehingga dia sangat berharap agar kegiatan-kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara konsisten dan spiritnya bisa ditularkan ke ruang lingkup yang lebih besar.

 

 

 

(Tim)