Desember 22, 2024

Kades Suka Budi Iim Imanudin Alias Pitung Dan Para Petani Gerudug Gedung DPR-RI Dan PUPR Pusat Mengadu , Mengeluhkan Selama Enam Musim Tanam Padai ( Tiga Tahun ) Gagal Panen Akibat Di Landa Kekeringan

KABUPATEN BEKASI, MB1 II Setelah tiga tahun berturut-turut mengalami kekeringan parah, petani di Kabupaten Bekasi bagian utara akhirnya mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Kondisi ini telah menyebabkan kerugian besar bagi para petani yang bergantung pada hasil pertanian untuk kehidupan sehari-hari mereka. Kekeringan yang berkepanjangan telah membuat sawah-sawah mereka mengering, tanaman gagal panen, dan pendapatan merosot drastis.

Para petani yang merasa tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah daerah, memutuskan untuk menyampaikan langsung keluhan mereka kepada anggota DPR-RI Komisi V, dan Kementerian PUPR. Mereka berharap pemerintah pusat dapat segera turun tangan untuk memberikan solusi konkret atas masalah yang telah berlarut-larut ini.

Sementara, Ketua Petani Kabupaten Bekasi Wilayah Utara mengungkapkan, bahwa selama tiga tahun terakhir ini, mereka hampir tidak bisa menghasilkan apa pun dari ladang mereka.

“Kami tidak tahu harus bagaimana lagi. Tanaman kami mati, air irigasi tidak mengalir, dan tidak ada bantuan yang signifikan dari pihak terkait. Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah pusat untuk mengatasi masalah ini, “ujar Iim yang juga Kepala Desa Sukabudi, Kecamatan Sukawangi, Kamis (15/8/2024).

Dalam pertemuan dengan perwakilan DPR-RI dan Kementrian PUPR, kami para petani meminta agar segera dilakukan upaya mitigasi, seperti pembangunan infrastruktur irigasi yang lebih baik, dan dukungan teknis untuk menghadapi kekeringan yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.

“Kami juga menginginkan adanya program jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan pertanian di wilayah kami, “jelasnya.

Menurutnya, anggota DPR-RI yang menerima delegasi petani berjanji akan menyampaikan aspirasi mereka ke Pemerintah Pusat dan mendorong segera diambilnya tindakan yang diperlukan.

“Kondisi yang dialami petani di Bekasi bagian utara sangat memprihatinkan. Kami akan segera mengadakan rapat dengan kementerian terkait untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu para petani keluar dari krisis ini, “ungkapnya menirukan kata-kata salah satu anggota DPR-RI.

Ada tiga poin tuntutan yang kami sampaikan, antara lain perbaikan bendung tambak timpas Cikarang Bekasi Laut (CBL), perbaikan bendung Cikarang jati, Normalisasi saluran irigasi kali Cikarang BSH-1 sepanjang 15 kilometer.

“Apabila tuntutan kami tidak diindahkan, kami akan mengerahkan ribuan petani untuk mendatangi gedung DPR-RI, untuk mengadakan aksi, “tuturnya.

Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian, khususnya di daerah-daerah yang rentan terhadap perubahan iklim. Kekeringan yang berkepanjangan tidak hanya mengancam kesejahteraan petani, tetapi juga ketahanan pangan nasional.

 

 

 

 

(YOMA )