Agustus 1, 2025

Warga Purabaya Huni Rumah Reyot Butuh Uluran Tangan

PURABAYA – SUKABUMI, MB1 II Cerita Diwan Budiansyah (35 tahun), menempati rumah panggung ukuran 5 meter X 6 meter, kondisi rusak parah, bersama istri dan empat orang anaknya serta keponakannya, warga Kampung Muara RT 006/08 Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Senin, (25/11/2024).

Rumah tidak layak huni milik Diwan Budiansyah atau dipanggil Diwang mengalami kerusakan pada bagian atap dan dinding. Rumah yang terbuat dari kayu serta bambu yang sudah lapuk, ditempati satu KK, enam jiwa, Diwang, istrinya dan empat anaknya, yakni Alinka putri sulung saat ini duduk bangku SD kelas satu, Awan usia (5 tahun) , Almaira (3 tahun), Aliana Balita berumur satu tahun, serta dua keponakannya usia SMP.

Diwang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya hanya mengandalkan sebagai tukang parkir disebuah minimarket di wilayah Purabaya, yang dengan penghasilan tidak menentu.

“Kondisinya rumah saya mengalami rusak parah sudah hampir 2 tahun, tambah dengan kondisi saat ini musim hujan. Atap genteng pada bocor, tiang kayu sudah rapuh dan miring, dinding dari bambu mengalami bolong bolong, sudah lapuk termakan usia,” kata Diwang kepada awak media

Lanjut Diwang, rumah tersebut dibangun dari hasil keringat sendiri, waktu itu kata Diwang, banyak kayu bekas yang dipakai bangunan rumah.

“Saat ini kondisinya sudah rapuh, takutnya roboh karena tiang sudah miring,” ungkap Diwang.

Dirinya, Bukan tidak ingin diperbaiki, akan tetapi keadaan ekonomi yang pas pasan. Penghasilan saya dari parkir hanya untuk kebutuhan sehari hari, terkadang itu juga kurang.

“Saya sangat sedih jika malam hari putra putri saya kedinginan, karena dinding dari anyaman bambu sudah lapuk pada bolong, apalagi kalau hujan diruangan tempat tidur dan lain nya basah karena bocor,” lirihnya.

Diwang berharap ada uluran tangan-tangan baik para dermawan atu dari pemerintah untuk merehab rumah yang kondisinya sudah tidak layak huni.

Diwang menambahkan Penghasilan dirinya sebagai tukang parkir hanya dapat menghasilkan Rp.30.000 sampai Rp. 40.000 sehari.

“Itu pun tidak tentu karna saya Tidak punya pekerjaan lain atau sampingan, hanya jadi tukang parkir,” ucap Diwang kepada MB1

“kalau tidak dapat duit terpaksa hutang dulu kewarung,” ucapnya.

Diwang katakan dari petugas pemerintah desa (Kadus), beberapa kali melakukan survey dan mengukur rumahnya itu.

“katanya mau diajukan program rutilahu atau bantuan lain nya, tetapi sampai saat ini belum terealisasi. “Semoga saja usaha Pemdes bisa menghasilkan dan memperbaiki rumah,” pungkasnya.

Rumah tidak layak huni milik Diwang memang kondisinya sangat menghawatirkan takutnya roboh dimusim hujan seperti saat ini.

Dimohon kepada pemerintah, khusus nya pemerintah desa Purabaya, kecamatan Purabaya untuk segera mengajukan bantuan program rumah tidak layak huni atau gotong royong masyarakat untuk rehab rumah milik Diwang.

 

 

(Tim)