Tragis! Terduga Cabuli Anak Kabur dari Tahanan, Kapolresta Pangkalpinang Diminta Bertanggung Jawab

PANGKALPINANG, MB1 II Rasa keadilan kembali dipermainkan di Kota Pangkalpinang. Seorang terduga pelaku pencabulan anak di bawah umur, berinisial C***, dilaporkan berhasil melarikan diri dari sel tahanan Mapolresta Pangkalpinang. Fakta ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga mencoreng wajah institusi kepolisian di mata publik. Rabu (23/4/2025).

Keluarga korban menyulut kemarahan atas insiden ini. Mereka bukan hanya kecewa—mereka menuntut jawaban.

Bagaimana mungkin seorang tersangka kejahatan seksual terhadap anak bisa lolos dari tempat yang seharusnya paling aman dan dijaga ketat?

Bagi mereka, ini bukan sekadar kelalaian. Ini adalah bentuk pengabaian terhadap penderitaan korban.

“Kami menuntut pertanggungjawaban! Ini bukan kasus kecil. Anak kami menjadi korban kejahatan yang mengerikan, dan sekarang pelakunya bebas begitu saja? Keadilan macam apa ini?” ujar salah satu anggota keluarga korban dengan nada penuh kemarahan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kapolresta Pangkalpinang. Sementara itu, tim Buser Naga dikabarkan tengah bergerak memburu pelaku.

Namun publik keburu meradang—karena bagi mereka, pengejaran seharusnya tak perlu terjadi jika pengawasan dilakukan dengan benar sejak awal.

Insiden ini membuka borok lama tentang lemahnya sistem pengamanan di institusi penegak hukum. Sudah berapa kali tahanan bisa kabur? Berapa kali masyarakat harus dikecewakan oleh sistem yang seharusnya menjamin rasa aman dan keadilan?

Bukan hanya keluarga korban yang terguncang. Masyarakat luas kini menyoroti tajam kinerja Polresta Pangkalpinang.

Seruan untuk evaluasi internal dan pencopotan pejabat yang bertanggung jawab menggema di media sosial dan ruang-ruang diskusi publik.

Jika kejahatan bisa lolos, lalu di mana letak keadilan? Jika pelaku bisa menghilang, siapa yang menjamin keselamatan anak-anak lainnya?

Kasus ini bukan hanya soal seorang tahanan kabur. Ini adalah alarm keras bahwa sistem sedang sakit, dan masyarakat menolak diam.

(Sumber (KBO Babel)