Mei 30, 2025

Jelang Pilkada Ulang, Internal PKB Babel Disorot Gara-gara Konflik Ketua dan Sekwil

PANGKALPINANG, MB1 II Suasana politik di internal Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Bangka Belitung mulai memanas menjelang kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) ulang di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.Selasa (27/5/2025).

Konflik antara Ketua DPW PKB M Tanwin dengan Sekretaris Wilayah Agam Dliya Ulhaq mengemuka ke publik dan berpotensi memecah konsolidasi partai.

Konflik tersebut bahkan telah meruncing hingga berujung pada pelaporan dugaan pemukulan ke Polda Kepulauan Bangka Belitung.

Namun, alih-alih menyulut api lebih besar, sejumlah pengurus partai justru menyerukan jalan damai dan islah agar roda politik PKB tetap solid.

Salah satunya datang dari Deang Hilalludin, Wakil Sekretaris Wilayah I sekaligus Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB Babel. Ia meminta seluruh jajaran internal partai untuk menahan diri dan tidak larut dalam konflik pribadi yang justru bisa merusak nama baik dan kekuatan PKB menjelang Pilkada ulang.

“Kita sudah masuk fase krusial. Konflik ini sangat tidak elok. Apalagi akan berdampak langsung pada proses penjaringan calon kepala daerah yang ingin diusung PKB,” tegas Deang kepada wartawan.

Ia menilai konflik antara Ketua dan Sekwil jika tidak segera diselesaikan secara islah, akan memperkeruh suasana dan membuka celah perpecahan lebih besar.

Padahal, menurutnya, saat ini PKB justru tengah dibutuhkan dalam memainkan peran strategis sebagai penentu arah koalisi politik di Babel.

“Kita jangan terseret pada ego sektoral dan kepentingan individu. PKB ini rumah besar, bukan milik satu-dua orang. Jangan sampai kader atau simpatisan menjadi bingung karena elitnya ribut sendiri,” tambah Deang.

Menanggapi desakan islah tersebut, Ketua DPW PKB Babel M Tanwin menyatakan sikap terbukanya untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Ia menyatakan siap melakukan tabayun dan membuka ruang komunikasi agar konflik internal tidak terus menjadi konsumsi publik yang merugikan partai.

“Kalau sudah menyangkut kepentingan partai, sebagai Ketua saya dituntut punya jiwa leadership. Saya siap duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi terbaik,” ujarnya.

Tanwin bahkan mengimbau agar pihak-pihak di luar lingkaran konflik tidak terus “menggoreng” isu yang justru memperkeruh suasana. Ia menekankan pentingnya membangun iklim internal yang sehat dan konstruktif demi menyelamatkan masa depan PKB Babel.

“Dalam waktu dekat kami akan gelar rapat internal bersama seluruh jajaran, baik Dewan Syuro, Tanfidziah, DPC hingga DPAC. Kami juga akan laporkan hasilnya ke DPP sebagai bahan pertimbangan,” tegasnya.

Ia menambahkan, PKB harus dijaga sebagai rumah demokrasi yang bersih dari intrik kekuasaan semata. Ia mengingatkan para kader agar mengikuti mekanisme organisasi dan tidak merasa jumawa atas jabatan publik yang diperoleh melalui PKB.

“Jabatan itu amanah. Jangan merasa punya kuasa lalu cawe-cawe sesuka hati. Ini bukan tentang siapa yang lebih kuat, tapi bagaimana kita menata PKB agar tetap dipercaya rakyat,” tegas Tanwin.

Sinyal perdamaian ini diharapkan bisa menjadi titik awal meredakan ketegangan yang telah mencuat. Publik kini menantikan apakah kedua tokoh utama PKB Babel ini mampu menurunkan ego pribadi demi kepentingan lebih besar: kemenangan PKB di Pilkada mendatang.

Sementara itu, suara kader di tingkat bawah pun mulai menguat meminta adanya ketegasan dari DPP PKB untuk menengahi polemik di daerah agar tidak melebar dan mengganggu agenda-agenda politik strategis partai.

Dengan waktu yang semakin sempit menuju Pilkada ulang, PKB dituntut segera merapikan barisan. Jika konflik ini gagal diredam, bukan tidak mungkin PKB akan kehilangan momen penting dalam percaturan politik daerah. Sebaliknya, jika konflik bisa diakhiri dengan islah, PKB akan tampil sebagai partai yang dewasa dan solid.

 

 

 

(Sumber (KBO Babel)