SANGIHE – SULUT, MB1 II Jalan nasional Tahuna – Tamako yang berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe provinsi Sulawesi Utara memerlukan perhatian serius dari pemerintah. dalam hal ini Kementerian PUPR Masalah tanah longsor, banjir dan jalan putus , kerap terjadi setiap musim hujan dan hal ini menghambat akses transportasi masyarakat di kabupaten Kepulauan Sangihe.
Samuel Melongkade warga Kecamatan Tamako menyampaikan keprihatinannya atas minimnya perhatian pemerintah dalam hal ini kementerian PUPR terhadap kondisi jalan Nasional di kabupaten Kepulauan Sangihe.“ jika terjadi longsoran pemerintah kabupaten Kepulauan Sangihe, TNI dan Polri bersama masyarakat gerak cepat turun langsung untuk membersihkan longsoran , padahal status jalan nasional yang menjadi tanggung jawab adalah kementerian PUPR / balai pelaksana jalan Nasional ( BPJN ) Sulawesi Utara. Namun mirisnya seperti terjadi pembiaran . Padahal Undang – undang Lalu lintas dan angkutan jalan nomor 22 Tahun 2009 bab VI pasal 24 menjelaskan penyelenggara jalan wajib segera dan patut memperbaiki jalan yang rusak dan dapat mengakibatkan kecelakaan lalulintas, kemudian pasal 29 ayat 3 , dana preservasi jalan di gunakan khusus untuk kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan rekonstruksi jalan.


Namun anehnya anggaran untuk preservasi jalan Nasional lebih banyak diarahkan ke wilayah lain, sedangkan jalan Nasional di Kabupaten Kepulauan Sangihe sangat minim perhatian,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Lanjut Samuel Melongkade menyoroti jalan Nasional Tahuna – Tamako terjadi longsoran dan rusak berat pada hari Sabtu 6/9/2025 seputaran jalan Nasional di Desa nagha 1 ,Desa nagha 2 dan Desa Hesang kecamatan Tamako, longsoran tersebut lebih dari satu titik , untuk itu memerlukan penanganan serius dari pemerintah dalam hal ini kementerian PUPR / balai pelaksana jalan Nasional ( BPJN) Sulawesi Utara karena ada sebagian badan jalan yang ambruk, sehingga rawan terjadi laka lantas, selain itu Kami khawatir, jika tidak ada penanganan masalah ini terus diabaikan, berimbas pada masyarakat di wilayah kecamatan Tamako akan terisolasi, terutama saat musim hujan tiba. “Transportasi yang terhambat ,berdampak serius pada pertumbuhan ekonomi masyarakat .” tambahnya.
Jalan nasional Tahuna – Tamako merupakan akses penghubung ke beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Kepulauan Sangihe.
Disisi lain bahwa Wilayah kecamatan Tamako, memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, serta kelautan dan perikanan. Kemudian satu – satunya pelabuhan Ferry di kabupaten Kepulauan Sangihe berada di desa Pananaru kecamatan Tamako, Sayangnya , jika infrastruktur jalan tertutup longsoran dan rusak berat maka,berimbas pada keterbatasan akses transportasi yang menjadi penghambat utama . “Dengan kondisi Akses jalan Nasional seperti ini, kami berharap pemerintah pusat dalam hal ini kementerian PUPR dapat mengalokasikan anggaran demi perbaikan jalan Nasional di Kabupaten Kepulauan Sangihe khusus nya Ruas Jalan Nasional Tahuna – Tamako. Langkah ini dinilai penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. “ tegas Samuel. Melongkade.
Hal yang sama dikatakan oleh Kapitalaung kampung Nagha 2 Nokber Terimanis dan Kapitalaung kampung Hesang”. Yeni Teli Mahengkeng menurut nya ,Kita butuh perhatian nyata agar infrastruktur jalan Nasional di kabupaten Kepulauan Sangihe , tidak hanya tercatat di atas dokumen perencanaan, tetapi benar-benar di wujudkan,” sesuai dengan motto PUPR, bekerja keras,bergerak cepat dan bertindak tepat , motto ini menjalankan tugasnya untuk infrastruktur yang berkelanjutan tepat waktu dan tepat guna, serta mewujudkan hasil kerja yang andal dan akuntabel.” Ucap kedua Kapitalaung . Yang berada di kecamatan Tamako. Jumat ( 12/9/2025).
Terkait dengan longsoran di ruas Jalan nasional Tahuna – Tamako awak Media Bhayangkara satu melakukan konfirmasi kepada Kasatker PJN wilayah 3 Sulut ( Sangihe – Talaud) Krisman ST,MT melalui pesan WhatsApp mengatakan ” sedang kita usulkan penanganan ke pusat pak, supaya dapat dana tahun depan.
(Johanis)

More Stories
Diduga Jadi Korban Penyekapan, Seorang Remaja di Bekasi Dapat Pendampingan Psikologis
Proyek Japek II Dinilai Abai Standar Keselamatan, Diduga Picu Insiden Tewaskan Tiga Anak
Proyek Urugan di Desa Cileungsi Sebabkan Dampak Lingkungan, Pengguna Jalan Mengeluh, Perizinan Dipertanyakan?