PANGKALPINANG, MB1 II Ratusan nelayan dari tiga kelurahan, yakni Air Itam, Temberan, dan Sinar Bulan, melakukan aksi damai di depan kantor PT Timah, Kamis (tanggal). Mereka menuntut kejelasan bantuan sosial (bansos) yang dijanjikan oleh CV SMS, perusahaan mitra eksplorasi timah yang dimiliki oleh Athaw. Kamis (2/1/2024).
Dipimpin oleh koordinator aksi, Andi Wijaya, massa menuntut perhatian terhadap dampak sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas eksplorasi CV SMS di wilayah mereka.
“Sudah dua bulan CV SMS beroperasi di wilayah kami, tetapi hingga kini tidak ada kejelasan soal bansos yang sangat dibutuhkan masyarakat nelayan,” ujar Andi saat berorasi.
Andi menjelaskan bahwa bansos tersebut bukanlah sekadar kompensasi melainkan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat yang terdampak langsung oleh aktivitas eksplorasi.
“Kami tidak meminta istilah kompensasi, cukup bantuan sosial untuk nelayan yang ekonominya terdampak,” tegasnya.
Kondisi Nelayan yang Mendesak
Masyarakat nelayan di wilayah tersebut mengaku mengalami kesulitan ekonomi akibat terganggunya aktivitas mereka.
Andi menambahkan bahwa kondisi ini membuat bansos menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk menopang kehidupan sehari-hari para nelayan.
“Ekonomi sedang sulit, sementara wilayah eksplorasi berada di area tempat kami biasa mencari ikan. Dampaknya langsung terasa. Kami hanya berharap CV SMS memahami ini dan memberikan perhatian yang seharusnya,” ujarnya.
Mediasi dan Janji Kejelasan
Aksi damai yang berlangsung dengan tertib ini berujung pada pertemuan antara perwakilan nelayan, pemilik CV SMS Athaw, dan Kepala Unit PT Timah, Sigit.
Dalam mediasi tersebut, Athaw memberikan janji akan ada pembahasan lanjutan untuk memberikan kejelasan terkait bansos.
“Alhamdulillah, kami bisa bertemu langsung dengan Pak Athaw dan Pak Sigit. Mereka berjanji akan ada pertemuan lanjutan. Tapi ini baru janji, kami akan terus menagihnya sampai ada realisasi yang konkret,” kata Andi seusai pertemuan.
Meski menerima janji tersebut, para nelayan menegaskan bahwa aksi ini akan terus dilanjutkan jika tidak ada perkembangan yang memuaskan.
“Kami akan terus menagih hak kami. Jangan sampai janji tinggal janji. Bansos ini hak masyarakat nelayan yang terkena dampak eksplorasi,” imbuhnya.
Peringatan untuk Perusahaan Mitra Lainnya
Andi juga memperingatkan agar perusahaan mitra lainnya tidak meniru langkah CV SMS yang dianggap mengabaikan tanggung jawab sosial.
Menurutnya, jika satu perusahaan abai, maka perusahaan lain akan cenderung melakukan hal serupa, sehingga masyarakat nelayan akan semakin terabaikan.
“Perusahaan mitra di sini banyak sekali. Jangan sampai ketidaktanggungjawaban satu perusahaan menjadi preseden buruk bagi yang lain. Kami ingin memastikan semua perusahaan mitra memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat,” ujar Andi.
Harapan Nelayan
Masyarakat nelayan berharap CV SMS segera memenuhi janjinya dan memberikan bansos sesuai yang diharapkan.
Mereka menekankan bahwa aksi ini bukan bentuk permusuhan, melainkan cara untuk mengingatkan perusahaan akan tanggung jawabnya.
“Kami hanya ingin perhatian yang layak. Tidak ada niat untuk mengganggu eksplorasi, tapi tolong perhatikan juga masyarakat sekitar yang terkena dampak,” kata seorang peserta aksi.
Sementara itu, pihak PT Timah melalui Kepala Unit Sigit menyampaikan bahwa mereka akan memfasilitasi komunikasi antara masyarakat dan CV SMS untuk mencari solusi terbaik.
“Kami akan terus memonitor dan memastikan agar komitmen yang disampaikan perusahaan mitra bisa direalisasikan,” kata Sigit.
Aksi damai nelayan Air Itam, Temberan, dan Sinar Bulan menjadi pengingat bagi perusahaan eksplorasi akan pentingnya tanggung jawab sosial.
Dengan adanya janji dari CV SMS, masyarakat berharap langkah ini menjadi awal dari penyelesaian masalah. Jika tidak, aksi serupa kemungkinan besar akan kembali digelar demi menuntut hak mereka.
Masyarakat nelayan pun mengingatkan bahwa kehadiran perusahaan eksplorasi seharusnya membawa manfaat, bukan malah menambah beban bagi mereka yang bergantung pada sumber daya alam di wilayah tersebut.
(Sumber : KBO Babel)
More Stories
Kades Mekarsari LINDA EKAWATI Dan Warga Geram Tutup Permanen Toko Miras Di Underpass Tambun Selatan
Puluhan Rumah Di Desa Kalensari Kec. Compreng Porak Poranda terkena Angin Puting Beliung
WARGA MISKIN DI SETILAKSANA LUPUT DARI PEMDES DAN KECAMATAN HINGGA SAAT INI MASIH DALAM KE ADAAN SAKIT PARAH